Selasa, 04 April 2017

Alquran dan Sains Jelaskan Cahaya Tak Dapat Menembus Kedalaman Laut

Untuk meneliti kegelapan di kedalaman lautan, manusia memerlukan alat modern. Pada kedalaman lebih dari 20-30 meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu.
Sedangkan, pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Kegelapan lautan juga memiliki dua penyebab, seperti dijelaskan dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dkk.
Penyebab pertama, sinar cahaya terdiri dari tujuh warna seperti pada pelangi, yaitu ungu, nila, biru, hijau, kuning, oranye, dan merah. Cahaya akan mengalami pembiasan ketika menabrak air.
Warna merah akan diserap air pada kedalaman 10-15 meter. Pada kedalaman 30-50 meter, warna oranye akan diserap. Selanjutnya pada kedalaman 50-100 meter, warna yang diserap ialah kuning.
Sementara warna hijau akan diserap pada kedalaman 100-200 meter dan warna biru akan diserap pada kedalaman 200 meter. Sedangkan warna ungu dan nila akan diserap pada kedalaman lebih dari 200 meter.
Warna akan hilang secara berangsur-angsur pada masing-masing lapisan kedalaman. Semakin dalam lautan akan semakin gelap, dan kegelapan total dapat ditemukan pada kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Penyebab kedua, timbulnya lapisan kegelapan di bawah awan. Hal ini disebabkan karena sinar matahari diserap oleh awan. Lapisan gelap ini merupakan lapisan pertama dari kegelapan.
Sinar akan dipantulkan oleh gelombang ketika mencapai permukaan laut, sehingga memunculkan efek mengilap. Gelombang inilah yang menyebabkan kegelapan karena memantulkan cahaya.
Ada dua bagian yang menyebabkan cahaya tidak dapat menembus kedalaman laut. Bagian pertama yaitu permukaan. Bagian ini ditandai dengan cahaya serta suhu yang hangat.
Bagian kedua yaitu bagian dalam laut yang ditandai dengan kegelapan. Bagian dalam dan luar laut dipisahkan oleh gelombang.
Gelombang bagian dalam laut menutupi perairan dalam laut dan samudera karena perairan dalam memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan perairan di atasnya. Kegelapan mulai terjadi di bawah gelombang dalam laut. Bahkan, ikan yang berada di laut yang dalam tidak dapat melihat dan satu-satunya sumber cahaya berasal dari tubuh mereka sendiri.
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun," Surah An-Nur Ayat 40.
Prof Durga Rao, seorang ahli geologi kelautan yang juga profesor di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah mengatakan bahwa manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini dengan sangat detail pada 1.400 tahun lalu.


PETA PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Hidup adalah sebuah tujuan. Lalu apakah kita sudah memahami makna hidup kita?
Siapakah kita?
Darimana asal kita?
Untuk apa kita hidup di dunia?
Mau kemana kita setelah mati?
Kita sendiri adalah seorang makhluk yang lemah, saling membutuhkan dan tidak abadi. Selain itu kita adalah seorang hamba atau budak Allah SWT yang diciptakan sebagai Khalifah di dunia. 

Peta perjalanan hidup manusia adalah bermula dari Alam Ruh > Alam Dunia > Alam Barzakh > Alam Akhirat lalu kemudian Surga atau Neraka. Manusia adalah makhluk yang tidak abadi, dia akan mengalami 2 kematian dan 2 kehidupan. Seperti Firman Allah SWT :
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” (QS. Al-Baqarah:28)

Lalu seperti apa mindside seorang muslim terhadap kehidupan dunia?
1. Hiduplah di dunia seperti orang asing
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat
(HR Bukhari)” yaitu mereka yang tidak merasa senang dengan keadaan safarnya, mereka yang menyadari bahwa mereka pergi hanya sementara dan kapan waktunya semua akan mereka tingalkan.

2. Mengutamakan kehidupan akhirat dibandingkan dunia
“Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat? (HR Muslim)”

3. Dunia adalah sebagai tempat mencari bekal akhirat
Karena yang kita punya adalah milik Allah semata. Seperti nasihat dari Umar Ibnu Khattab 
“Letakkan kehidupan dunia itu dalam gengaman tangan anda, jangan letakkan dunia didalam hati anda.”

Maka dari itu, janganlah tertipu sebab “Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadid:20). Setiap perantau pasti akan rindu untuk pulang ke kampung halamannya (akhirat). Lalu seberapa lama perantauan kita di dunia? Karena pada zaman ini rata-rata umur manusia adalah 70 Tahun. Yang berarti masa perantauan kita di dunia tidaklah lama. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” 
(QS. Al-Hajj:47)

Seperti inilah perhitungan lama di dunia dan di akhirat :
1 Hari Akhirat =  1000 Tahun  Dunia
24 Jam Akhirat =  1000 Tahun  Dunia
3 Jam Akhirat =  125 Tahun  Dunia
1,5 Jam Akhirat=  62,5 Tahun  Dunia

Sudah siapkah kita memasuki alam barzakh? Karena pada hakikatnya, “setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati” (QS. Al-Anbiya:35). Yang artinya ajal bisa datang kapan saja tanpa menunggu kita siap atau tidak. Ajal yang ketika datang tak ada kemampuan dari kita untuk mengundurkannya apalagi meghindarinya. Karena ajal adalah sebuah ketetapan Allah SWT yang pasti akan terjadi. Dalam Firman Allah SWT :
“Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)”
(QS. Yunus:49)

Dan “Manusia itu seakan-akan dikepung oleh 99 macam sebab kematian jika kesemua itu gagal mengenainya dia pasti tidak bisa mengelak dari usia tua.” (HR Tirmidzi)
Beginilah yang akan terjadi setelah kematian kita :
6 Jam setelah kematian:
sel kulit bertahan selama 24 jam, sel-sel tulang kerangka masih bisa bertahan 48 jam, sel-sel percabangan pembuluh arteri bertahan hingga 72 jam.
Hari ketiga kematian:
Pembusukan tahap awal, tumbuh  bakteri dalam tubuh, membentuk cairan, Warna mayat berubah menjadi hijau, ungu, kemudian hitam, dan mulai mengeluarkan Bau busuk.
Seminggu setelah kematian:
Jasad membengkak oleh tekanan gas yang ditimbulkan oleh bakteri. Permukaan kulit Permukaan kulit melepuh dan mudah luruh. Bau mayat tercium oleh ulat dan lalat. Dari jarak 5 kilometer.
3 minggu setelah kematian:
Organ lunak di dalam tubuh seperti usus, paru-paru, dan otak meleleh dan terserap Ke dalam tanah.
6 bulan setelah kematian:
Yang tersisa hanya tulang-belulang
Setelah kematian datang, kita hanya akan ditemani amalan-amalan kebaikan kita di dunia. 

Dialah amalan-amalan kita yang akan menentukan tempat tinggal kita yang sebenarnya, surga ataukah nerakaa.
Maka sebelum ajal datang, Persembahkanlah kepada Allah Ibadah terbaik, pretasi terbaik, dan kondisi akhir terbaik. Jadikan setiap hari menjadi hari yang terbaik dalam hidup kita. 
Jangan ditunda, mari lakukan !


Dibawakan Oleh Ustadz Mohammad Fikrie Syahrijal, Lc 
Di Resume Oleh Arfiana Devi